"BANGSA KASIHAN"
Di adaptasi oleh M.Hatta Taliwang dari puisi Kahlil Gibran dengan judul yang sama.
Kasihan bangsa yang memakai mobuil yang tidak diproduksinya,
memakan nasi dari beras yang tidak di panennya
dan meminum Aqua yang bukan milik negaranya.
Kasihan bangsa yang menjadikan pembohong sebagai pahlawan,
penipu sebagai pemenang
dan menganggap para kapitalis rampok sebagai majikannya....
Kasihan bangsa yang bungkam menyaksikan penindasan,
diam menatap kebohongan,
membisu tatkala diperkosa.
Kasihan bangsa yang tidak tegas bertindak
kecuali api datang menyulut pintu kamarnya.
Kasihan bangsa yang tidak memberontak
kecuali lehernya sudah dikalungi celurit.....
Kasihan bangsa yang kalautak mampu memakan nasi,
mencari umbi di hutan atau mengumpulkan sisa-sisa makanan dari pembuangan sampah di kota.
Kasihan bangsa yang pemimpinnya menggelar karpet merah untuk predator bagi rakyatnya.
Kasihan bangsa yang menyambut penguasa barunya dengan terompet kehormatan
namun kemudian melepas kepergiannya dengan cacian,
lalu bersiap-siap menyambut penguasa baru dengan trompet kehormatan lagi...
Kasihan bangsa yang orang sucinya dungu menghitung amal-amal yang akan di bawa ke akhirat,
tetapi didunia menyembah penguasa yang dholim terhadap umatnya....
Kasihan bangsa yang anak mudanya pandai bersolek,
berpesta diatas geladak kapal yang karam.
Kasihan........
Kasihan........
Komentar:
- Harrys Ayub
"M. Hatta Taliwang mengadaptasinya dengan sangat baik dengan bahasa lugas dan sederhana, tapi berhasil menyampaikan emosi dan kegundahannya."
Menurut saya secara pribadi, puisi tersebut diatas sangat sesuai dengan kondisi negara kita saat ini, yang mana kapitalisme merajalela ditambah dengan rakyat yang sudah tidak bisa mempercayai pemimpinnya.